Senin, 10 Agustus 2015

[039] Az Zumar Ayat 025

««•»»
[039] Az Zumar Ayat 025
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 24][AYAT 26]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
25of75
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=39&tAyahNo=25&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#39:25

[039] Az Zumar Ayat 024

««•»»
Surah Az Zumar 24

أَفَمَنْ يَتَّقِي بِوَجْهِهِ سُوءَ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَقِيلَ لِلظَّالِمِينَ ذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ
««•»»
afaman yattaqii biwajhihi suu-a al'adzaabi yawma alqiyaamati waqiila lilzhzhaalimiina dzuuquu maa kuntum taksibuuna
««•»»
Maka apakah orang-orang yang menoleh dengan mukanya menghindari azab yang buruk pada hari kiamat (sama dengan orang mu'min yang tidak kena azab)? Dan dikatakan kepada orang-orang yang zalim: "Rasakanlah olehmu balasan apa yang telah kamu kerjakan".
««•»»
What! Is someone who fends off with his face the terrible punishment [meted out to him] on the Day of Resurrection?1 And the wrongdoers will be told, ‘Taste what you used to earn.’[1] Ellipsis. The omitted phrase is, ‘like someone who is secure from any kind of punishment?’
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan perbedaan keadaan orang yang mendapat petunjuk dengan orang yang tidak mendapat petunjuk. Orang yang sesat dan tidak mendapat petunjuk mereka dihadapkan ke neraka pada Hari Kiamat. Api neraka membakar wajah mereka dan tangan mereka itu tidak dapat menutupi wajah mereka dari panas api itu, karena kedua tangan mereka terbelenggu. Lain halnya dengan orang-orang yang beriman. Mereka selamat dari bakaran api neraka dan tidak perlu menghindarkan din dari siksa siksa seperti yang ditimpakan kepada orang-orang kafir. Pada hari itu orang-orang kafir dituding oleh para malaikat sambil berkata: "Rasakanlah olehmu azab neraka yang membakar itu, karena perbuatan-perbuatan yang telah kamu kerjakan dahulu sewaktu hidup di dunia".

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka apakah orang yang menghindarkan) supaya jangan dilemparkan (dirinya ke dalam azab yang paling buruk di hari kiamat), azab yang paling keras, seumpamanya ia dicampakkan ke dalam neraka dalam keadaan terbelenggu tangannya disatukan dengan kepalanya, sama dengan orang yang beriman kepadanya yang dimasukkan ke dalam surga? (Dan dikatakan kepada orang-orang yang aniaya) yakni orang-orang kafir Mekah ("Rasakanlah oleh kalian balasan apa yang telah kalian kerjakan") sebagai pembalasannya.
««•»»
Is he who will be fending off, [is he] who will encounter, with his face the awful chastisement on the Day of Resurrection …?, that is, the most severe [chastisement], when he is flung into the Fire with his hands bound to his neck in fetters, [is he] like one who will be secure from it by entering Paradise? And it will be said to the wrongdoers, namely, the disbelievers of Mecca: ‘Taste [now] what you used to earn’, that is, [taste] the requital for it.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 23][AYAT 25]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
24of75
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=39&tAyahNo=24&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#39:24

[039] Az Zumar Ayat 023

««•»»
Surah Az Zumar 23

اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
««•»»
allaahu nazzala ahsana alhadiitsi kitaaban mutasyaabihan matsaaniya taqsya'irru minhu juluudu alladziina yakhsyawna rabbahum tsumma taliinu juluuduhum waquluubuhum ilaa dzikri allaahi dzaalika hudaa allaahi yahdii bihi man yasyaau waman yudhlili allaahu famaa lahu min haadin
««•»»
llah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang {1313}, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.
{1313} Maksud berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Quran supaya lebih kuat pengaruhnya dan lebih meresap. sebahagian ahli tafsir mengatakan bahwa Maksudnya itu ialah bahwa ayat-ayat Al Quran itu diulang-ulang membacanya seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al Faatihah.
««•»»
Allah has sent down the best of discourses, a scripture [composed] of similar[1] motifs, whereat quiver the skins of those who fear their Lord, then their skins and hearts soften to Allah’s remembrance. That is Allah’s guidance, by which He guides whomever He wishes; and whomever Allah leads astray, has no guide.
[1] Or ‘parallel motifs.’
««•»»

Allah SWT menerangkan bahwa Dia menurunkan perkataan yang paling baik, yaitu Alquran yang mulia, sebahagian ayat-ayatnya menyerupai ayat-ayat yang lain baik dalam menjelaskan hukum-hukum, kebenaran, pelajaran, mengemukakan hujah, hikmah-hikmah, dan sebagainya, sebagaimana beberapa bahagian air menyerupai beberapa bagian udara, beberapa bagian suatu negeri menyerupai beberapa bahagian negeri yang lain. Karena ada suatu kisah diulang-ulang menyebutnya di beberapa tempat demikian pula perintah-perintah, larangan-larangan dan sebagainya. Orang-orang yang beriman biIa mereka mendengar bacaan Alquran meremang bulu romanya, dan bergoncang hatinya karena takut kepada Allah. Hal itu mendorong hati mereka mengikuti semua perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan-Nya. Jiwa mereka menjadi hidup semangat mereka bertambah untuk melaksanakan amal-amal yang saleh dan berjihad di jalan-Nya.

Dengan Al Qur'an Allah SWT memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya, membimbing orang-orang yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus serta mempertebal iman di dalam hatinya. Tetapi orang yang disesatkan hatinya, mereka hampa dan kosong, mereka tidak akan memperoleh manfaat sedikitpun dari Alquran itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Kitab) Alquran; lafal Kitaaban menjadi Badal lafal Ahsanal Hadiitsi (yang serupa) satu sama lainnya sama dalam hal Nuzhum dan hal-hal lainnya (lagi berulang-ulang) diulang-ulang di dalamnya janji dan ancaman serta hal-hal lainnya (gemetarlah karenanya) yakni gemetar karena takut di kala disebutkan ancaman-Nya (kulit orang-orang yang takut) yang merasa takut (kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan kalbu mereka di waktu mengingat Allah) sewaktu ingat akan janji-Nya. (Itulah) kitab Alquran itu (petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemberi petunjuk.)
««•»»
God has revealed the best of discourses, a Book (kitāban, substitutes for ahsana, ‘the best’) namely, a Qur’ān, consimilar, in other words, some of its parts are similar to others in terms of [their] arrangement and otherwise, in coupled phrases — [a Book] in which the Promise [of reward] is coupled with the Threat [of punishment], together with other such [couplings] — whereat quiver, at the mention of whose Threat shiver, the skins of those who fear their Lord; then their skins and their hearts soften to, they are reassured by, the remembrance of God, that is, at the mention of His Promise. That, Book, is God’s guidance, by which He guides whomever He will, of His servants; and whomever God leads astray, for him there is no guide.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Zaid ibnu Aslam, bahwasanya ayat ini diturunkan berkenaan dengan tiga orang yang dahulu di masa jahiliah mengatakan, "Laa Ilaaha illallaah" (Tiada Tuhan selain Allah). Mereka adalah Zaid ibnu Amr ibnu Nufail, Abu Dzarrin Al Ghifari, dan Salman Al Farisi. Firman Allah swt., "Allah telah menurunkan..."
(QS. Az Zumar [39]:23)
Asbabun Nuzul ayat ini telah disebutkan di dalam Asbabun Nuzul surah Yusuf.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 22][AYAT 24]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
23of75
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=39&tAyahNo=23&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#39:23

[039] Az Zumar Ayat 022

««•»»
Surah Az Zumar 22

أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
««•»»
afaman syaraha allaahu shadrahu lil-islaami fahuwa 'alaa nuurin min rabbihi fawaylun lilqaasiyati quluubuhum min dzikri allaahi ulaa-ika fii dhalaalin mubiinin
««•»»
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
««•»»
Is someone whose breast Allah has opened to Islam so that he follows a light from His Lord?[1] So woe to those whose hearts have been hardened to the remembrance of Allah. They are in manifest error.
[1] Ellipsis. The omitted phrase is, ‘like someone who is not such?’
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa tidaklah sama orang yang telah dibukakan Allah hatinya menerima agama Islam dengan orang yang sesat hatinya, sehingga ia mengingkari kebenaran agama Islam. Hati orang tersebut telah melihat kekuasaan dan kebesaran Allah dalam keindahan dan keajaiban alam ini, lalu terbukalah hatinya menerima pancaran cahaya dari nur Ilahi. Sebaliknya orang-orang yang sesat hatinya, tidak melihat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT dalam kejadian alam ini, mereka menyangka kejadian tersebut tidak lain dari suatu proses kejadian alam itu sendiri, tanpa ada yang mengaturnya. Mereka merasa sanggup merubah atau memperbaiki proses kejadian tersebut. Hal ini disebabkan karena kebodohan dan kepicikan pandangan mereka sehingga hati mereka tetap tertutup, dan tidak memungkinkan masuknya pancaran nur Ilahi ke dalam hatinya. Kedua macam orang itu tentulah tidak sama. Pada ayat yang lain Allah SWT menegaskan tentang ketidaksamaan kedua macam orang itu.

Allah SWT berfirman:
أومن كان ميتا فأحييناه وجعلنا له نورا يمشي به في الناس كمن مثله في الظلمات ليس بخارج منها
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?.
(QS. al An'am [6]:122)

Berkata Ibnu `Abbas: "Di antara orang yang telah dilapangkan Allah dadanya menerima agama Islam, ialah Abu Bakar ra diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dari Ibnu Mas^ud ia berkata:
تلا رسول الله صلى الله عليه وسلم هذه الآية فقلنا: يا نبي الله كيف انشرح صدره? قال: إذا دخل أنوار القلب انشرح وانفسح فقلنا: فما علامة ذلك يا رسول الله? قال: الإثابة إلى دار الخلود والتجافي عن دار الغرور, والتأهب للموت قبل نزول الموت (حديث أخرجه مردويه عن ابن مسعود)
Rasulullah saw membaca ayat ini, lalu kami bertanya: "Ya Nabiyallah, bagaimana hati yang terbuka itu? Beliau menjawab: "Apabila cahaya menerangi hati, maka ia menjadi terbuka dan lapang". Kami bertanya: "Apakah tanda yang demikian itu Ya Rasulullah? Beliau menjawab: "Menghadapkan diri kepada kehidupan negeri yang abadi dan menjauhkan diri dari kehidupan negeri yang penuh tipuan dan mempersiapkan diri untuk mati sebelum kematian itu datang.

Diriwayatkan oleh At Turmuzi dan Ibnu Umar, ia berkata:
أن رجلا قال: يا رسول الله أي المؤمنين أكيس? قال: أكثهم ذكرا للموت وأحسنهم له استعداد, وإذا دخب النور في القلب انفسخ واستوسع. فقالوا: ما أية ذلك يا نبي الله? قال: الإنابة إلى الخلود والتجافي عن دار الغرور, والاستعداد للموت قبل نزول الموت. (حديث أخرجه الترمذي عن ابن عمر
Bahwa seorang laki-laki berkata: "Ya Rasulullah, orang mukmin yang manakah yang paling baik ? Rasulullah menjawab: "Mereka yang banyak mengingat mati dan paling banyak persiapannya untuk mati itu, dan bilamana cahaya menyinari hatinya, maka hati itu terbuka dan menjadi lapang". Para sahabat bertanya: "Apa tandanya yang demikian itu ya Nabiyallah? Nabi menjawab: "Menghadapkan diri kepada negeri yang abadi dan menjauhkan diri dari negeri yang penuh dengan tipuan dan menyiapkan diri untuk mati sebelum kematian itu datang.

Adapun orang-orang yang kasar hatinya dan membatu akan mengalami kecelakaan yang besar disebabkan sikap mereka yang keras kepala tidak mau ingat kepada-Nya. Seharusnya hati mereka menjadi lembut bila nama Tuhan disebut di hadapan mereka, tetapi muka mereka hitam muram bila mendengar nama Allah disebut dan hati mereka bertambah keras membatu.

Diriwayatkan oleh At Turmuzi dari Ibnu Umar, ia berkata: berkata Rasulullah saw:
لا تكثروا الكلام بغير ذكر الله, فإن كثرة الكلام بغير ذكر الله قسوة للقلب وإن أبعد الناس من الله القلب القاسي
Janganlah kamu memperbanyak pembicaraan tanpa menyebut nama Allah, karena banyak bicara tanpa menyebut nama Allah menyebabkan hati menjadi kasar. Dan sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah ialah orang yang kasar hatinya.
(HR. Tirmizi dari Ibnu Umar)

Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa orang yang hatinya kasar itu adalah orang yang buta penglihatannya, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata. Setiap orang dengan mudah mengetahui keburukan mereka itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk menerima Islam) sehingga ia mendapat petunjuk (lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya) sama dengan orang yang hatinya dikunci mati; pengertian ini tersimpul dari firman selanjutnya (Maka kecelakaan yang besarlah) artinya, azab yang besarlah (bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah) maksudnya, untuk menerima Alquran. (Mereka itu dalam kesesatan yang nyata) nyata sekali sesatnya.
««•»»
Is he whose breast God has opened to Islam, and becomes guided, so that he follows a light from his Lord …?, like he whose heart He has sealed [with disbelief]? — this [understanding of the ellipsis] is indicated by [what follows]. So woe — an expression indicating ‘chastisement’ — to those whose hearts have been hardened against the remembrance of God, that is, [hardened] against the acceptance of the Qur’ān. Such are in manifest error.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 21][AYAT 23]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
22of75
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=39&tAyahNo=22&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#39:22

Jumat, 26 Juni 2015

[039] Az Zumar Ayat 021

««•»»
Surah Az Zumar 21

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي الْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهُ حُطَامًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِأُولِي الْأَلْبَابِ
««•»»
alam tara anna allaaha anzala mina alssamaa-i maa-an fasalakahu yanaabii'a fii al-ardhi tsumma yukhriju bihi zar'an mukhtalifan alwaanuhu tsumma yahiiju fataraahu mushfarran tsumma yaj'aluhu huthaaman inna fii dzaalika ladzikraa li-ulii al-albaabi
««•»»
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
««•»»
Have you not seen that Allah sends down water from the sky, then He conducts it through the ground as springs. Then with it He brings forth crops of diverse hues. Then they wither and you see them turn yellow. Then He turns them into chaff. There is indeed an admonition in that for those who possess intellect.
««•»»

Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan manusia memikirkan salah satu dari suatu proses kejadian di alam ini. yaitu proses turunnya hujan dan tumbuhnya tanam-tanaman di permukaan bumi ini. Kalau diperhatikan seakan-akan kejadian itu merupakan suatu siklus yang dimulai pada suatu titik-titik dalam suatu lingkaran, dimulai dari adanya sesuatu, kemudian berkembang menjadi besar, kemudian tua, kemudian meninggal atau tiada. kemudian mulai pula suatu kejadian yang baru lagi dan begitulah seterusnya sampai kepada suatu masa yang ditentukan Allah, yaitu masa berakhirnya kejadian alam ini.

Contohnya ialah air hujan yang turun dari langit menyirami permukaan bumi, sehingga bumi yang semulanya tandus dan kering, menjadi basah dan berair. Air hujan itu sebagian disimpan di dalam bumi dengan adanya akar pohon-pohonan yang ada di hutan-hutan kemudian meresap ke dalam bumi, merupakan persediaan air bagi manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan makhluk Tuhan yang lain di masa musim kemarau nanti. Pada bumi yang gundul dan tandus, sebahagian besar dari air hujan itu tidak dapat ditahan oleh bumi. Air itu langsung mengalir ke laut yang kadang-kadang berupa banjir besar yang menjadi malapetaka bagi manusia. Adakalanya air itu langsung dimanfaatkan oleh manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan, sejak dari benih kemudian menjadi besar, berbunga yang beraneka warna, berbuah, kemudian mati, untuk tumbuh lagi. Buahnya bermanfaat bagi manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Ada yang dimakan, ada pula yang diolah untuk keperluan-keperluan lain.\

Daun tumbuh-tumbuhan yang gugur kemudian menjadi hancur bersama tanah dapat menjadi pupuk bagi bagi tanam-tanaman yang lain.

Demikianlah, dari turunnya hujan, tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dan berkembang-biaknya binatang ternak dan sebagainya, manusia memperoleh nikmat yang tiada taranya, sejak dari nikmat berupa makanan dan minuman, juga nikmat yang berupa perasaan, seperti perasaan senang dan gembira melihat pemandangan yang indah di pegunungan yang diliputi oleh pohon-pohonan, perasaan senang melihat bunga yang sedang mekar, air yang mengalir di sungai, bunyi burung yang merdu diselingi dengan bunyi tetesan air yang jatuh dari atas tebing batu, binatang ternak yang makan di padang rumput yang sedang menghijau.

Jika dilihat proses air yang mengalir ke laut, maka air itu menguap oleh terik panas matahari, kemudian menjadi awan yang bergumpal, dihalau kembali oleh angin ke suatu tempat sehingga menurunkan hujan.

Proses kejadian yang demikian itu menjadi bahan renungan bagi orang yang mau menggunakan pikirannya. Tentu ada Zat Yang Maha Kuasa Yang mengatur semuanya itu, sehingga segala sesuatu terjadi dengan teratur dan rapi. Tidak mungkin manusia yang melakukannya. Yang melakukan semua itu tentulah zat Yang berhak disembah dan ditaati segala perintah-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Apakah kamu tidak memperhatikan) maksudnya tidak mengetahui (bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber) yakni, dia memasukkan air itu ke tempat-tempat yang dapat menjadi sumber air (di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering) menjadi layu dan kering (lalu kamu melihatnya) sesudah hijau menjadi (kekuning-kuningan kemudian dijadikan-Nya hancur berderai) yakni rontok (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran) peringatan (bagi orang-orang yang mempunyai akal) bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran darinya untuk menyimpulkan keesaan dan kekuasaan Allah swt.
««•»»
Have you not seen, realised, that God sends down water from the heaven, then conducts it as springs, making it enter points of springs, in the ground? Then with it He brings forth crops of diverse hues. Then they wither, they become dried-out, and you see them, for example, after having been green, turning yellow. Then He turns them into chaff. Truly in that there is a reminder for people of pith, possessors of intellect, by which they may be reminded, for it is an indication of God’s Oneness and His power.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 20][AYAT 22]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
21of75
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=39&tAyahNo=21&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#39:21

[039] Az Zumar Ayat 020

««•»»
Surah Az Zumar 20

لَكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِنْ فَوْقِهَا غُرَفٌ مَبْنِيَّةٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَعْدَ اللَّهِ لَا يُخْلِفُ اللَّهُ الْمِيعَادَ
««•»»
laakini alladziina ittaqaw rabbahum lahum ghurafun min fawqihaa ghurafun mabniyyatun tajrii min tahtihaa al-anhaaru wa'da allaahi laa yukhlifu allaahu almii'aada
««•»»
Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.
««•»»
But as for those who are wary of their Lord, for them there will be lofty abodes with [other] lofty abodes built above them, with streams running beneath them —a promise of Allah. Allah does not break His promise.
««•»»

Pada ayat ini diulangi lagi perbuatan-perbuatan yang diridai Allah, yaitu segala perbuatan takwa, perbuatan wajib, dan sunat. Orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan tersebut akan ditempatkan nanti di dalam surga di dalam kamar-kamar yang ada di dalamnya terdapat segala macam yang mereka ingini dengan taman-taman yang indah yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.

Itulah janji Allah SWT kepada setiap orang yang beriman dan bertakwa. Janji itu adalah janji yang benar, tidak akan di mungkiri sedikitpun, karena Allah SWT tidak akan memungkiri janji-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Rabbnya) yaitu bertakwa melalui jalan taat kepada-Nya (mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi, di bawahnya mengalir sungai-sungai) artinya sungai-sungai yang mengalir, baik di bawah tempat-tempat yang teratas maupun di tempat-tempat yang terbawah (sebagai janji Allah) lafal Wa`dallaahi dinashabkan oleh Fi`il yang diperkirakan keberadaannya pada sebelumnya (Allah tidak akan memungkiri janji-Nya) atau mengingkarinya.
««•»»
But as for those who fear their Lord, and therefore obey Him — for them there will be lofty abodes with [other] lofty abodes built above them, with rivers flowing beneath them, that is, beneath [both] the upper and the lower abodes — a promise of God (wa‘da’Llāhi, in the accusative because of an implied verb governing it). God does not fail the tryst, [He does not break] His promise.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 19][AYAT 21]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
20of75
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=39&tAyahNo=20&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#39:20

[039] Az Zumar Ayat 019

««•»»
Surah Az Zumar 19

أَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ الْعَذَابِ أَفَأَنْتَ تُنْقِذُ مَنْ فِي النَّارِ
««•»»
afaman haqqa 'alayhi kalimatu al'adzaabi afa-anta tunqidzu man fii alnnaari
««•»»
Apakah (kamu hendak merobah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka?
««•»»
Can he against whom the word of punishment has become due?1 Can you rescue someone who is in the Fire?[1]     Ellipsis; the omitted phrase is, ‘escape his punishment?’
««•»»

Pada ayat ini diterangkan kebalikan sifat-sifat dari sifat-sifat orang yang disebutkan pada ayat sebelum ayat ini, yaitu mereka mengatakan sanggup melaksanakan segala sesuatu dan sanggup pula mengatasi segala macam kesulitan. Mereka dicela Allah SWT dengan mengatakan: "Apakan kamu yang mengendalikan segala urusan manusia, mengatur dan mengendalikan keadaan mereka? Apakah kamu dapat merubah keputusan Ku dengan membatalkan ketetapan azab yang telah Aku tetapkan terhadap orang-orang yang selalu mengotori jiwanya dengan mengerjakan segala macam perbuatan dosa dan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang Aku larang?". Allah SWT menegaskan bahwa mereka sekali-kali tidak dapat menghapus dan merubah segala macam keputusan Ku sedikitpun, karena ketentuan segala sesuatu berada di tangan Ku.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Apakah orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya?) termasuk orang-orang yang digolongkan oleh firman-Nya, "Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka jahanam..."
(QS. As Sajdah [32]:13).

(Apakah kamu akan menyelamatkan) maksudnya, mengeluarkan (orang yang berada dalam neraka) kalimat ayat ini menjadi Jawab Syarath, kemudian di dalamnya terdapat Isim Zhahir yaitu lafal Man yang menduduki tempat Isim Mudhmar; dan Hamzah Istifham di sini menunjukkan makna ingkar, yakni, kamu tidak akan mampu memberikan hidayah kepadanya sehingga ia dapat kamu selamatkan dari neraka.
««•»»
Can he against whom the word of chastisement has been fulfilled …?, namely [the words], I will surely fill Hell [with jinn and mankind together] [Q. 11:119]; Will you deliver, bring out, one who is in the Fire? (this is the response to the conditional clause, in which the overt qualification [man fī’l-nār, ‘one who is in the Fire’] replaces the pronominalisation [a-fa-man, ‘he … whom’]; the hamza [in a-fa-anta, ‘will you’] is for rejection, in other words [the sense is that] you will not be able to guide him and therefore deliver him from the Fire).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 18][AYAT 20]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
19of75
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=39&tAyahNo=19&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#39:19