Minggu, 12 April 2015

[039] Az Zumar Ayat 005

««•»»
Surah Az Zumar 5

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
««•»»
khalaqa alssamaawaati waal-ardha bialhaqqi yukawwiru allayla 'alaa alnnahaari wayukawwiru alnnahaara 'alaa allayli wasakhkhara alsysyamsa waalqamara kullun yajrii li-ajalin musamman alaa huwa al'aziizu alghaffaaru
««•»»
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
««•»»
He created the heavens and the earth with reason. He winds the night over the day, and winds the day over the night, and He has disposed the sun and the moon, each moving for a specified term.[1] Look! He is the All-mighty, the All-forgiver!
[1] Or ‘until a specified time.’
««•»»

Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar. Dihiasi Nya langit dengan matahari dan bulan. Masing-masing mempunyai lintasan-lintasan menurut ketentuan yang telah ditetapkan Allah.

Karena perputaran bumi pada porosnya terlihatlah seolah-olah matahari beredar di langit dari arah Timur ke Barat, yang karenanya terjadilah pergantian slang dan malam. Apabila matahari muncul di kaki langit bagian timur datanglah siang dan bila matahari tenggelam di kaki langit bagian barat datanglah malam. Demikianlah yang terjadi pada tiap-tiap hari.

Peristiwa yang terjadi itu semata-mata karena kehendak Allah, yang telah ditetapkan Nya pada saat menciptakan alam semesta. Allah menutupkan malam atas siang adalah kata ungkapan perumpamaan. Siang yang ditandai oleh terangnya sinar matahari diumpamakan tempat yang terbuka, sedang malam yang ditandai oleh tertutupnya sinar matahari diumpamakan sebagai tirai yang menutupi tempat yang terbuka. Jadi apabila dikatakan malam menutupi siang, pengertiannya ialah terangnya sinar matahari tertutup oleh tirainya gelap malam.

Allah menutupkan siang atas malam perumpamaan yang sebaliknya. Siang diumpamakan cahaya yang terang benderang sedang malam diumpamakan tempat tempat yang gelap pekat. Di waktu hari mulai siang cahaya matahari yang terang benderang menutupi kegelapan malam, hingga sirnalah pekatnya malam berganti dengan terang benderang. Pandangan serupa ini adalah pandangan sehari-hari menurut pengamatan orang awam.

Akan tetapi apabila orang mau berpikir lebih teliti ia akan dapat memahami bahwa panjang pendeknya siang dan malam tidaklah sama. Untuk tempat-tempat yang berada di sekitar khatulistiwa panjang dan pendeknya slang dan malam selalu berkisar sama, sekitar 12 jam, akan tetapi bagi tempat-tempat yang berada di sebelah utara khatulistiwa, pada saat matahari beredar di sebelah utara, lama siang untuk daerah-daerah itu bertambah panjang, betambahnya lama siang berbanding lurus dengan kedudukan tempat di bumi dan kedudukan matahari. Hingga bagi tempat-tempat di daerah kutub Utara apabila matahari berada di belahan langit yang paling utara, terjadilah untuk daerah-daerah tersebut siang terus menerus.

Matahari tidak pernah memecah ufuk. Dapatlah dikatakan, makin jauh tempat orang dari khatulistiwa dan makin jauh kedudukan matahari dari khatulistiwa langit, makin panjanglah siang hingga pada daerah-daerah tertentu terjadilah siang terus menerus. Maka dari tempat yang terdekat hingga yang terjauh dari khatulistiwa ada bahagian malam yang ditutupi siang yang waktunya makin lama. Hingga pada suatu tempat siang sama sekali menutupi malam. Berarti siang menghabiskan seluruh lingkaran peredaran matahari. Dengan kata lain slang menutupi malam sama sekali.

Sesudah itu Allah menjelaskan bahwa dia menundukkan matahari dan bulan. Berarti bahwa peredaran matahari dan bulan itu sesuai dengan ketentuan yang telah diatur oleh Allah pada saat diciptakan.

Apabila yang dimaksud peredaran harian matahari semu, maka saat matahari berkulminasi ke saat berkulminasi berikutnya diperlukan waktu selama kira-kira 24 jam. Tetapi apabila yang dimaksud peredaran tahunan, yaitu peredaran semu matahari di antara bintang-bintang diperlukan waktu satu tahun. Sedang untuk peredaran bulan dari ijtima' hingga ijtima' berikutnya diperlukan waktu sebanyak satu bulan. Ketentuan-ketentuan waktu sebanyak satu bulan menurut perhitungan kalender yang berdasarkan pada peredaran bulan.

Ketentuan-ketentuan waktu peredaran tersebut adalah ketentuan secara garis besarnya saja. Untuk mendapatkan angka-angka yang lebih teliti, memerlukan pembahasan yang lebih lama. Tetapi yang dapat dipahami bahwa matahari dan bulan itu beredar menurut waktu peredaran yang tertentu; bahkan boleh dikatakan beredar menurut ketentuan yang hampir pasti.

Itulah sebabnya maka Allah SWT menandaskan bahwa masing-masing benda langit itu, beredar menurut waktu yang ditentukan menurut peredarannya masing-masing. Karena itu maka apabila saatnya matahari dan bulan itu akan kehilangan keseimbangannya, makin lama makin menyimpang dari ketentuan peredarannya, dan peredaran itu akan sampai pada titik penghabisannya Hal yang serupa itu akan terjadi pada Hari Kiamat, yaitu hari berantakannya langit dan bumi serta isinya.

Allah SWT berfirman:
يوم نطوي السماء كطي السجل للكتب
(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas.
(QS. Al Anbiya [21]:104)

Di akhir ayat Allah SWT menyuruh hamba Nya agar suka memohon ampun kepada Nya dengan cara bergegas untuk beribadah dan memurnikan ketaatan kepada Nya dengan mengingatkan mereka bahwa Allah SWT Maha Perkasa, ketentuan-ketentuannya tak dapat dibantah Allah Maha Pengampun bagi para hamba Nya yang menginsafi dirinya dan suka dibimbing ke jalan yang benar.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dia menciptakan langit dan bumi dengan -tujuan- yang benar) lafal Bilhaqqi berta`alluq kepada lafal Khalaqa (Dia menutupkan) yakni memasukkan (malam atas siang) sehingga waktu malam bertambah. (dan menutupkan siang) memasukkannya (atas malam) sehingga waktu siang bertambah (dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan) pada garis edarnya (hingga waktu yang ditentukan) yakni hari kiamat. (Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa) Yang Maha Menang atas semua perkara-Nya dan Yang Maha Membalas terhadap musuh-musuh-Nya (lagi Maha Pengampun) kepada kekasih-kekasih-Nya.
««•»»
He created the heavens and the earth with the truth (bi’l-haqqi is semantically connected to khalaqa, ‘He created’). He turns the night into day, so that it grows, and turns the day into night, so that it grows, and He has disposed the sun and the moon, each running, in its course, for an appointed term, until the Day of Resurrection. Verily it is He Who is the Mighty, Whose way [always] prevails, Requiter of His enemies, the [ever] Forgiving, of His friends.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of75
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=39&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#39:5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar