Minggu, 12 April 2015

[039] Az Zumar Ayat 008

««•»»
Surah Az Zumar 8

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
««•»»
wa-idzaa massa al-insaana dhurrun da'aa rabbahu muniiban ilayhi tsumma idzaa khawwalahu ni'matan minhu nasiya maa kaana yad'uu ilayhi min qablu waja'ala lillaahi andaadan liyudhilla 'an sabiilihi qul tamatta' bikufrika qaliilan innaka min ash-haabi alnnaari
««•»»
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan ni'mat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdo'a (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka".
««•»»
When distress befalls man, he supplicates his Lord, turning to Him penitently. Then, when He grants him a blessing from Himself, he forgets that for which he had supplicated Him before,[1] and sets up equals to Allah that he may lead [people] astray from His way. Say, ‘Revel in your ingratitude[2] for a while. Indeed you are among the inmates of the Fire.’
[1] Cf. 6:41.
[2] Or ‘faithlessness.’
««•»»

Sesudah itu Allah SWT menjelaskan sikap orang yang mengingkari nikmat Allah.

Apabila ia ditimpa kemudaratan baik berupa penyakit ataupun penderitaan yang menimpa kehidupannya, ia memohon pertolongan kepada Allah, agar penyakitnya atau penderitaannya dilenyapkan daripadanya. Iapun menyatakan diri bertobat, meminta ampun atas perbuatan buruknya di masa yang telah lalu.

Akan tetapi apabila ia mendapatkan nikmat di mana penyakit dan penderitaannya telah hilang lenyap, lupalah ia akan perkataan yang ia ikrarkan pada saat dia berdoa.

Kemudian mereka mengada-adakan tuhan-tuhan yang lain sebagai sekutu bagi Allah. Mereka tidak saja menyesatkan diri mereka, tetapi menyesatkan pula orang lain, menghalang-halangi orang yang mengikrarkan dirinya sebagai orang yang beragama tauhid.

Di akhir ayat Allah SWT memerintahkan kepada Rasul Nya agar mengatakan kepada orang yang mengingkari nikmat Allah itu, "puaskanlah dirimu dengan melaksanakan keinginanmu sewaktu hidup di dunia, nikmatilah kelezatannya yang tidak lama masanya, hingga ajal merenggut jiwamu. Tetapi pada saat itu kamu akan menyesali perbuatanmu.

Pada hari berhisab nanti, kamu akan mengetahui dengan pasti bahwa kamu akan menjadi penghuni neraka yang penuh dengan siksaan"

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan apabila manusia itu ditimpa) yakni orang yang kafir (kemudaratan, dia memohon -pertolongan- kepada Rabbnya) yakni merintih kepada-Nya meminta pertolongan (dengan kembali) maksudnya, bertobat (kepada-Nya; kemudian apabila Rabb memberikan nikmat kepadanya) Dia memberinya nikmat (dari-Nya lupalah dia) artinya, dia meninggalkan (akan apa yang pernah ia serukan) yaitu lupa akan rintihannya (kepada-Nya sebelum itu) lupa kepada Allah. Lafal Maa di sini bermakna Man (dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah) tandingan-tandingan bagi-Nya (untuk menyesatkan) manusia; lafal liyudhilla dapat dibaca liyadhilla (dari jalan-Nya) dari agama Islam (Katakanlah, "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu) selama sisa hidupmu (sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.")
««•»»
And when distress befalls a person, that is, the disbeliever, he supplicates his Lord, he implores, turning, returning, to Him penitently. Then, when He bestows on him a grace from Himself, he forgets, he neglects, Him Whom he had supplicated, implored, before, namely, God (in other words mā functions as min, ‘whom’) and sets up equals, associates, with God, that he may lead [others] astray (read li-yadilla or li-yudilla) from His way — [from] the religion of Islam. Say: ‘Revel in your ingratitude for a while — for the remainder of your term [of life]. You shall indeed be among the inhabitants of the Fire’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of75
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=39&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#39:8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar